Saturday, January 16, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


Vitamin Functions for fish

Posted: 16 Jan 2010 06:34 AM PST


Vitamin Functions for fish.


Vitamin required in relatively small quantities, primarily to maintain health and growth of fish body. Judging from its physical properties, vitamins can be divided into two groups namely soluble vitamins and water soluble vitamins in fat. Vitamins that dissolve in water include thiamine (vitamin B), riboflavin (vitamin B2), pantothenic acid (vitamin B6), biotin, and kobalamin (vitamin B 2), and others.

Vitamin fat-soluble include retinol (vitamin A), kolekalsiferol or ergokalsiferol (vitamin D), alpha tocopherol (vitamin E), and menadion ', vitamin K).
Vitamin B1 B6, and B12 function to support growth and can stimulate appetite, whereas vitamin B2 plays a role in the growth and exchange of nutrients (such as carbohydrates, fats, and proteins) from the set of cells in the body of the fish and for the reproduction process.

Vitamin A serves to support eye health, while vitamin D is required for the metabolism of minerals (especially calcium and phosphorus). Vitamin E effect on fish movement and in the process of reproduction, whereas the effect of vitamin K in blood clotting process.

Source: Ir. M. Firdaus SAhwan, M.M. 2001
cetak halaman ini

Fadel Ingin Dongkrak Ikan Budidaya

Posted: 16 Jan 2010 06:27 AM PST


Fadel Ingin Dongkrak Ikan Budidaya

Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) akan mendorong Sektor Perikanan ini. Caranya dengan dengan meningkatkan anggaran untuk sektor ini.

Kenaikan Produksi ikan budidaya merupakan program utama Kementeriaan Kelautan dan Perikanan sampai tahun 2014" kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad.

Semula anggaran untuk sektor perikanan budidaya ini hingga 2014 hanya 500 miliar. Tapi, anggaran ini akan mendapatkan tambahan lagi. " Dana sebagian unit lain dialihkan untuk mendukung produksi budidaya. "tambahnya.

Nantinya, DKP akan menyalurkan dana tersebut di antaranya untuk para pembudidaya ikan lele, ikan patin, kerapu, dan rumput laut.

Fadel mengakui, dirinya memperlakukan secara istimewa perikanan budidaya ketimbang perikanan tangkap. Soalnya, perikanan budidaya memiliki masa depan yang lebih cerah dibanding dengan perikanan tangkap yang hanya tergantung pada sumber daya alam di laut.

Sementara itu, Made L. Nurdjana, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, menjelaskan, jumlah anggaran yang akan disalurkan tahun 2010 adalah 188 Miliar.

Menurut Made, tahun 2010 ini pertumbuhan produksi ikan budidaya masih akan relatif kecil karena program peningkatan produksi baru mulai dilaksanakan. "Secara keseluruhan tingkat kenaikan rata-rata tahun ini diprediksi mencapai 12%. Untuk rumput laut naik 4% sedangkan produksi udang windu naik 17%, jelasnya.

Pada tahun 2009 lalu, pemerintah menargetkan produksi rumput laut 2.574.000 ton, ikan patin 132.600 ton, lele 200.000 ton, ikan nila 378.300 ton, bandeng 291.300 ton, dan udang windu 123.100 ton. Nah, target tahun 2010 ini lebih tinggi lagi. Target produksi rumput laut, misalnya, meningkat menjadi 2.672.800 ton. Sementara, produksi ikan patin, lele, dan nila masing-masing menjadi 225.000 ton, 270.000 ton, dan 491.800 ton.



Sumber : Harian Kontan Tanggal 7 Januari 2010 Hal.13



cetak halaman ini

Ekspor Udang Masih Andalan

Posted: 15 Jan 2010 10:44 PM PST


Ekspor Udang Masih Andalan



KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) masih menempatkan udang sebagai komoditas andalan perikanan budidaya selama 2010-2014. Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Made L Nurdjana, mengatakan, selama periode 2010-2014 produksi udang diharapkan naik 74,75 persen dari 400 ribu ton menjadi 699 ribu ton, terdiri udang vaname dan windu.

"Udang tetap komoditas penting dikembangkan karena permintaan ekspor cukup besar dan memenuhi konsumsi dalam negeri," katanya, di Jakarta, akhir pekan lalu. Made mengatakan, peningkatan produksi udang windu ditargetkan 10,42 persen per tahun. Untuk mewujukan itu, pada 2009 telah memperbaiki saluran irigasi dan prasarana area tambak seluas 53 ribu hektare (ha) di 56 kabupaten pada 16 provinsi.

Pelaksanaannya, oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melalui dana stimulus dengan total anggaran Rp430 miliar. Dia mengatakan, udang windu dikembangkan dengan teknologi ekstensif polikultur dan organik hingga harga jual tinggi karena sesuai kecenderungan konsumsi masyarakat dunia.

"Untuk itu ke depan akan diupayakan subsidi pupuk organik, tidak pupuk anorga-nik seperti selama ini," ujar dia. Untuk udang vaname, dikembangkan melalui teknologi semi intensis dan intensif dengan target produksi naik 17,38 persen per tahun dari 275 ribu ton pada 2010 menjadi 500 ribu ton 2014. Pemerintah pun telah membangun Broostock Center atau pusat produksi induk udang unggul vaname Nusantara di Bali. Hal ini guna memenuhi kebutuhan induk udang dalam negeri dan mengurangi ketergantungan induk impor.

Kemampuan produksi Broostock Center itu diperkirakan mencapai 240 ribu ekor induk unggul per tahun atau terbesar di dunia. "Penampilan induk Nusantara I yang telah dibudidayakan di Kalimantan Barat, Lampung dan Jatim menunjukkan hasil yang memuaskan."

Made menjamin, tak perlu ada kekhawatiran terhadap penyediaan benih udang bermutu yang diperlukan dalam program peningkatan produksi udang. Menurut dia guna mengurangi dan mencegah serangan hama dan penyakit ikan pada udang akibat penurunan kualitas lingkungan, pada 2009 dibangun Balai Penyeledikan Penyakit Ikan dan Lingkungan di Kabupaten Serang Banten. Peresrnian balai ini dijadwal-kan awal 2010.

Balai ini memiliki laboratorium hama, penyakit ikan dan lingkungan yang lengkap hingga dapat melakukan kajian. hama, penyakit dan lingkungan. "Selain itu untuk memproduksi vaksin yang diharapkan mampu mengatasi masalah penyakit virus," ucap Made.
■ Yogyo Susaptoyono



Sumber : Koran Jurnal Nasional,12 Januari 2010 Hal.4




cetak halaman ini

Kawin Silang Untuk Kualitas Terbaik

Posted: 15 Jan 2010 10:34 PM PST


Kawin Silang Untuk Kualitas Terbaik


Dalam berbudidaya, volume produksi yang besar tidak selalu menghasilkan nilai tinggi. Kualitas dari produk itu sendiri yang menetukan rendah dan tingginya nilai produk budidaya. Untuk meningkatkan nilai kualitas Udang Vaname bisa dilakukan dengan cara Cross Breeding (kawin silang).

Dalam konteks budidaya, Pemuliaan ini dilakukan agar nilai pengembangbiakan (breeding value) dari suatu populasi dapat meningkat melalui kawin silang dan seleksi, serta menghasilkan udang yang lebih baik (udang yang tumbuh lebih besar, lebih berat, lebih tahan penyakit, dan sebagainya).

"Tujuan akhir adalah agar induk udang yang terpilih dapat menurunkan sifat keunggulannya pada turunannya," kata Slamet Subyakto, Kepala Balai Budidaya Air Payau Situbondo. Apabila hal ini terjadi, maka generasi berikutnya akan memiliki nilai lebih karena udang dapat tumbuh lebih cepat sehingga dapat meningkatkan hasil produksi, dan pertumbuhan udang akan lebih efisien.

Inilah yang dilakukan oleh BBAP Situbondo selama beberapa kurun waktu terakhir. Kegiatan broodstock center udang vanname di Situbondo telah dimulai sejak tahun 2003 akhir yang dimulai dengan upaya mengumpulkan sumberdaya genetik (SDG), diantaranya adalah SDG dari induk-induk keturunan SIS (Shrimp Improvement System) tahun 2004, OI (Oceanic Institut) tahun 2004, dan hasil budidaya lokal/masyarakat yang telah diseleksi (biologi, morfologi.dan patogennya) dan telah dinyatakan SPF (WSSV, TSV, IMNVdanlMNV).

Dari ketiga SDG tersebut selanjutnya dilakukan penyilangan (cross breeding) satu sama lain. "Induk-induk yang disilangkan telah melalui seleksi yang ketat terhadap morfologi, pathogen dan biologi sejak masa pemeliharaan benih di hatchery sampai di tambak pembesaran," ujar Slamet.

Hasil penyilangan akan didapatkan 6 populasi dan dipelihara sampai menjadi calon induk, Kemudian keenam populasi tersebut diseleksi untuk mencari performa yang terbaik. Dimana, diantara induk-induk yang terbaik tersebut disilangkan kembali dan dari hasil penyilangan tersebut dipelihara menjadi calon induk dan disilang balik (back cross) dengan keturunan induk Impor sebagai SDG baru.

"Tujuan dari penyilangan-penyilangan tersebut adalah untuk pengembangan (improvment) genetik, sehingga breeding value meningkat," kata Slamet. Setelah dilakukan improvement genetik terhadap populasi calon induk, kemudian dilakukan seleksi individu yaitu salah satu metode dalam selektif breeding, dengan tujuan hanya mengambil calon-calon induk yang unggul yang diharapkan nantinya dapat menurunkan sifat-sifat yang unggul pada keturunannya.

Dari hasil perekayasaan yang dikumpulkan pada Broodstock Center Udang vaname BBAP Situbondo dari tahun 2005 sampai dengan Januari 2009 telah menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan calon induk udang vaname dari tahun ke tahun.

Pada periode tahun 2005-2006 untuk mencapai produksi calon induk yang berukuran rata-rata 40 gram diperlukan waktu selama 12 bulan, pada periode 2007-2008 untuk mencapai ukuran yang sama diperlukan waktu 9 bulan, pada periode tahun 2008 dapat dicapai dalam waktu 8 bulan dan sekarang tahun 2009 untuk mencapai ukuran yang sama rata-rata 40 gram dapat dicapai hanya dalam waktu 6 bulan saja.

Data dari hasil perekayasaan pada bagian induk di maturasi menunjukkan bahwa produksi nauplius rata-rata perspowner berkisar antara 145.000-256.000 ekor dan daya tetas telur (HR) rata-rata sebesar 79,64%.

Setelah sekian tahun perekayaan berlangsung, telah terjadi peningkatan penggunaan induk hasil Pemuliaan BBAP Situbondo di masyarakat, pada tahun 2008 tercatat hatchery swasta yang telah memanfaatkan induk udang vanname BBAP Situbondo tersebut sebanyak 30.299 ekor dan tahun 2009 dari bulan Januari-April/Mei telah terserap 17.860 ekor dan sampai bulan Juli pemesanan sudah cukup banyak.

Demikian juga dengan distribusi induk yang semakin meluas. Pada awal tahun 2008 yang menggunakan masih terbatas di Pulau Jawa (Situbondo, Banyuwangi Jawa Timur, Rembang Jawa Tengah, Serang Banten) namun pada akhir tahun 2008 sampai bulan April 2009 disamping distribusi induk di pulau Jawa juga telah meluas sampai ke luar Jawa (Suppa, Barm Sulawesi Selatan, Pangkal Pinang Propinsi Bangka Belitung dan NTB).

"Dengan semakin banyaknya hatchery di masyarakat yang menggunakan induk BBAP Situbondo maka penggunaan benih hasil Pemuliaan juga semakin banyak," jelas Slamet. Sedangkan distribusi benih dan nauplius telah meluas sampai ke Propinsi Jawa Timur, Jawa tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Banten Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Lampung, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tmur, dan Kalimantan Selatan.



Sumber : Majalah Samudera Edisi 81-Thn VIII-Januari 2010



cetak halaman ini

Retribusi Nelayan Dihapuskan

Posted: 15 Jan 2010 06:46 PM PST


Retribusi Nelayan Dihapuskan



Pemerintah rnenghapuskan berbagai retribusi yaag dibebankan kepada nelayan. Penghapusan berlaku sejak Januari 2010.

"Kebijakan tersebut telah disetujui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono" kata Meateri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. setelah menyerahkan bantuan 95 unit kapal motor untuk nelayan di Pelabuhan Piaang Tanjungpinang. ibu kota Kepulauan Riau. yang dikutip Antara, Rabu (13/1).

Dia mengatakan, nelayan dibebaskan dari retribusi angkutan, lelang. dan tangkapan lkan. Pembebasaan retribusi cukup diatur oleh pemerintali daerah.

"Bupati, wali kota, dan gubernur dapat meneruskan kebijakan tersebut dengan mengeluarkan surat keputusan setelah dibahas bersama DPRD." ujamya.

Fadel mengatakan, penghapusan retribusi sejalan dengan misi pemerintah. yaitu meningkatkan kesejahteran nelayan. Hal ini karena masyarakat miskin di Indonesia masih dtdominasi oleh nelayan dan petani.

"Tapi, saat ini petani di Indonesia mulai mengalami peningkatan kesejahteraan, sementara kelompok nelayan rnasih banyak yaag miskin."katanya.

Sejumlah daerah telah rnenerapkan kebijakan penghapusan retribusi bagi para nelayan. Pelaksanaaan program itu menjadi kevvajiban pemerintah daerah sebagai upaya peningkatan kesejahteraan nelayan. "Kami berharap tidak ada lagi pungutan-pungutan yaag dikenakan kepada nelayan." katanya.

Baru-baru ini. kata dia, nelayan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. menggelar aksi unjuk rasa secara besar-besaran. Salah satu aspirasi yaag disarnpaikan adalah penghapusan retribusi yang dikenakan kepada mereka.

"Saya sudah meminta kepada pemerintah setempat untuk merealisasikan keinginan masyarakat nelayan tersebut." katanya.

Selain penghapusan retribusi, pemerintah juga rnemiliki program peningkatan produksi ikan dengaan membangun infrastruktur pelabuhan khusus nelayan. tempat pelelangan ikan dan modal pinjaman untuk nelayan.

"Dalam waktu dekat kami juga akan melaksanakan program pembibitan ikan yaag niemiliki nilai jual." ujarnya.

Jaminan kesehatan

Terkait dengan masalah kesejahteraan, para nelayan dan kelompok petaai di Madura. Jawa Timur. hingga saat ini belum mendapatkan perlindungan kerja dan jaminan kesehatan.

Kasi Keuangan dan Umum PT Asuransi Kesehatan (Askes) cabang Madura. Dewi Kurnia. Rabu menjelaskan. yang masuk data Askes dan mendapat jaminan kesehatan hingga kini hanya pegawai negeri sipil (PNS) dan keluarga miskin yang masuk dalam data jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas,).

"Dulu. memang ada rencana dari pemerintah bahwa kelompok nelayan dan, kelompok pekerja di Iuar PNS dan Jamkesmas ini juga akan mendapatkan asuransi. Namun, sampai saat ini belum terlaksana.' kata Dewi Kurnia.

Jika memang ada jaminan asuransi untuk para nelayan dan petani. seharusnya pihak PI Askes akan menerima data tersebut. mengingat PT Askes selarna ini memang menjadi mitra kerja pemkab di pulau garam tersebut.

Berdasarkan data kepesertaan asuransi kesehatan di PT Askes cabang Madura tersebut. hingga Desember 2009 warga Madura yang mendapatkan jaminan asuransi kesehatan dari pemerintah baru mencapai 1.867.808 orang.

Jumlah tersebut, kata Dewi. meliputi pegawai negeri sipil sebanyak 160.420 orang dan 1.707.388 sisanya merupakan peserta jaminan asuraasi dari kalaagan .keluarga miskin (Askeskin) yang kini berubah menjadi jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).

Menurut dia. idealnya warga yang tidak masuk pada dua kelompok tersebut. yakni kelompok keluarga rniskin dan PNS juga mendapatkan jaminan asuransi.

Hal itu karena pekerjaan mereka juga penuh dengan tantangan. sehingga jika terjadi "klaim" para nelayaan dan petani ini akan dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan. Beddewo



Sumber : Koran Republika,14 Januari 2010 Hal.6


cetak halaman ini

Cakalang agar masuk IJEPA

Posted: 15 Jan 2010 06:41 PM PST


Cakalang agar masuk IJEPA

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara mengusulkan agar Ikan cakalang dan tuna mendapatkan fasilitas Indonesia Japan Economic Partnership Agreement/IJEPA.

"Selama ini, ekspor cakalang dan tuna dikenakan tarif bea masuk tinggi sebab eksportir tidak bisa menggunakan surat keterangan asal (SKA) IJEPA," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Gemmy Kawatu kemarin.

Kepala Bidang, Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Sulut Hanny Wajong mengatakan fasilitas SKA IJEPA ke Jepang sudah dimanfaatkan oleh sekitar 10 eksportir Sulut tetapi baru terbatas pada jenis ikan malalugis, sardin dan tude. (ANTARA)



Sumber : Bisnis Indonesia,14 Januari 2010 Hal.5





cetak halaman ini

Sumbar Targetkan Ekspor Tuna 1.500 Ton

Posted: 15 Jan 2010 06:38 PM PST


Sumbar Targetkan Ekspor Tuna 1.500 Ton


SUMATERA Barat (Sum-bar) ingin menjadi provinsi sentral tuna bagian barat Indonesia. Untuk 2010, Gubernur Sumbar Marlis Rahman menargetkan ekspor ikan tuna 1.500 ton.

"Target ini sangat realistis melihat peluang pasar tuna cukup luas serta potensi di perairan Sumbar," katanya di Padang, Kamis (14/1).

Saat berkunjung ke pabrik pengolahan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudra, Bungus Teluk Kabung Kota Padang, Rabu malam, Marlis makin optimistis target itu akan terealisasi. "Pabrik pengolahan berstandar internasional, meski baru klasifikasi B, tapi pangsa pasar tuna kita sudah menjangkau Jepang dan Amerika Serikat sejak ditetapkan Sumbar sebagai sentra tuna dua tahun lalu," ujar dia.

Dia meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) membantu nelayan dan pengusaha untuk kelancaran tugas di lapangan. "Nelayan harus terus diberdayakan. Saat ini, DKP telah mendatangkan pemandu tuna dari Gorontalo mulai dari cara menangkap ikan tuna yang benar hingga tidak terjadi kesalahan saat menimbang sampai cara mengolahnya."

Kepala DKP Sumbar, Yosmeri, mengatakan, tuna hasil tangkapan Sumbar selain memenuhi permintaan ekspor ke Jepang dan Amerika, juga berencana merambah Eropa. "Itu bisa dilakukan dengan mengangkat klasifikasi pabrik dari B ke A yang verifikasinya dilakukan orang Eropa langsung, serta harus mengantongi izin status dari Kementerian Kelautan dan Perikanan."

Data DKP Sumbar, grafik ekspor tuna ke luar negeri tiap tahun terus meningkat. Pada 2008 ekspor tuna Sum-bar 300 ton dan 2009 naik menjadi 723 ton. "Tahun ini Pak Gubernur menargetkan ekspor antara 1.000 - 1.500 ton. Yakin terealisasi karena perairan Sumbar muara bagi tuna siap panen," katanya.

Untuk pasar Jepang, ucap Yosmeri, tuna Sumbar diolah di pabrik dan sudah lewat uji yang memenuhi standar kesehatan dari negara itu. "Untuk pasar AS, kita mengekspor tuna segar." (Adrian Tuswandi)



Sumber : Jurnal Nasional, 15 Januari 2010.Hal.4








cetak halaman ini

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.