Tuesday, March 30, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


Aquarium Questions - Cleaning Your Aquarium?

Posted: 30 Mar 2010 06:36 AM PDT


Aquarium Questions - Cleaning Your Aquarium?
by: Addison Ercanbrack



* Why does my aquarium stink?

When the mosses mix with the water, the water becomes dense and sticky. Mosses live through in the oxygen in the water. They excrete carbon dioxide that causes the water to become stinky.

* Why is my aquarium green?

The green colors that appear in your aquarium are mosses. They are water plants that serve as foods for the fishes. Sometimes the green pigment will mix with the water causing it to blur.

* How do I clean my aquarium?

When your aquarium already has noticeable mosses around it and already emits an unpleasant smell, it's time to clean your aquarium. Cleaning an aquarium is as easy as washing dishes in the sink. All you have to do is remove the fish in your aquarium first. Transfer them temporarily to a bowl or a pail with water. After transferring the fish into the bowl remove and discard the stinky water in your aquarium. Remove all other equipment in your aquarium including rocks and accessories.

Wipe your aquarium with a smooth surface sponge so that the glass will not be scratched. You may use other glass cleaning substances but be sure to rinse the glass thoroughly before putting the fish back in. The substances you have used may contaminate your pets and can damage their skin. If you use tap water to refill your tank, be sure to treat it first with a chorine neutralizer. Again, the chlorine in tap water can damage fish and frog's skin.

* What cleaning supplies do I need for my aquarium?

Cleaning your aquarium does not need complicated tools, supplies and processes. All you need are smooth-surface sponges, a small amount of glass cleaner and water. A small brush may also be used to clean your aquarium accessories. Soap may also be ideal to use instead of glass cleaner. Just be sure that whatever substance you use you clean thoroughly. As mentioned above, the cleaners may contaminate and damage your pet. So, be sure to rinse the aquarium well.

* What do I do with the fish when I clean my aquarium?

In cleaning your aquarium, you have to transfer your fish into a bowl with water that has been treated in advance with a chlorine neutralizer. Use a net to transfer fish to avoid accidents. Catch the fish and slowly transfer them into the bowl of treated water.

About The Author
Addison Ercanbrack is a regular contributor to aquarium and fish-related resources such as http://www.AquariumsTips.com.

Optimistis Menjadi Produsen Perikanan Terbesar di Dunia

Posted: 29 Mar 2010 09:28 PM PDT


Optimistis Menjadi Produsen Perikanan Terbesar di Dunia


Potensi Indonesia yang sangat besar dalam bidang perikanan, baik dari sumber daya alam, luas lahan dan iklim yang kondusif, penguasaan teknologi, serta ketersediaan sumber daya manusianya, membuat ada optimisme kita bisa menjadi produsen perikanan terbesar di dunia. Pasarnya pun masih terbuka lebar. Untuk itu, diperlukan upaya keras dan berbagai terobosan untuk menanggapi yang terbesar tersebut.
Target ini akan tercapai jika ada keseriusan dari Kementerian Kelaputan dan Perikanan (KKP) dan dukungan semua sektor, seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, kalangan perbankan, dan lembaga-lembaga riset. Mampukah Indonesia mencapai produsen perikanan terbesar menjadi tema tulisan laporan khusus kali ini yang dibuat wartawan SP, Sumedi TP.

SP/YC Kurniantoro
Pekerja memanen ikan patin di Instalasi Budidaya Ikan Lahan Gambut Pulang Pisau di Desa Garung, Kecamatan Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Seekor ikan patin di tempat itu dapat mencapai berat 3 kilogram dan dijual kepada warga sekitar dengan harga Rp 11.000 per kilogram. Lokasi tersebut akan dijadikan sentra penellitian dan pengembangan ikan di lahan gambut se-Indonesia.

Indonesia mempunyai target fantastis, menjadi penghasil produk perikanan terbesar di dunia pada 2015. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan perikanan budidaya sebagai ujung tombaknya. Produksi perikanan budidaya akan ditingkatkan menjadi 16,89 juta ton pada 2014 atau naik 353% dibandingkan produksi tahun 2009 sebesar 4,78 juta ton.
Terget ambisius Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad bukannya tanpa alasan. Dia melihat potensi yang sangat besar, baik dari sumber daya alam, luas lahan dan iklim yang kondusif, penguasaan teknologi, serta ketersediaan sumber daya manusianya. Pasarnya pun masih terbuka lebar. Untuk itu, diperlukan upaya keras dan berbagai terobosan.
Target ini akan tercapai jika ada keseriusan dari KKP sendiri dan dukungan semua sektor, seperti Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Keuangan, Kementerian Pekerjaan Umum, kalangan perbankan, dan lembaga-lembaga riset. Petambak, misalnya, memerlukan modal, dukungan infrastruktur, keterampilan manajemen, dan teknologi modern.
Menurut Fadel, Thailand, Filipina, dan Vietnam bisa merajai sektor perikanan internasional karena ada dukungan penuh dari sektor-sektor terkait. Padahal, luas lahan untuk budidaya perikanan di negara-negara itu jauh lebih kecil dari Indonesia, juga jumlah pembudidayanya. Di subsektor perikanan tangkap pun seharusnya kita jauh lebih unggul karena memiliki perairan yang sangat luas.
Indonesia memiliki sungai-sungai yang panjang dan besar, juga danau dan lahan basah yang sangat luas. Tenaga kerja pun berlimpah yang dalam waktu singkat dapat dididik dan dilatih serta diberi modal untuk berusaha di bidang perikanan. Jaringan distribusi harus dibangun, juga tempat penyimpanan yang terpadu, terutama mesin pendingin (cold starage) statis dan bisa berpindah, serta jaminan pasar.
Untuk memenuhi permintaan dalam negeri saja masih kewalahan, apalagi menjawab pasar internasional yang trennya terus meningkat. Di negara-negara maju, makan ikan sudah menjadi keharusan karena faktor pentingnya menjaga kesehatan. Jepang menjadi bangsa yang sehat dan cerdas karena budaya makan ikan setiap hari, dengan variasi menu yang kaya, bahkan dalam keadaan mentah yang segar.
Fadel yakin, target produksi perikanan yang dicanangkan secara nasional akan mendorong perikanan dilihat sebagai sumber ekonomi baru nasonal. Untuk mendukung itu, balai pembenihan dan budidaya ikan serta pusat-pusat pelatihan sudah dibangun di banyak daerah. Walaupun dinilai masih kurang dibandingkan potensinya, fasilitas itu harus dimanfaatankan secara maksimal.

Balai Layanan Usaha
Dirjen Perikanan Budidaya Made L Nurdjana mengemukakan, KKP memiliki 13 balai layanan usaha (BLU) budidaya perikanan di 13 wilayah. Siapa pun bisa belajar budi daya ikan di balai tersebut. Salah satu yang terbaik dan menjadi percontohan adalah BLU Produksi Perikanan Budidaya Karawang, Jawa Barat. Balai seluas 350 hektare ini memiliki asrama yang dapat menampung sekitar 100 orang untuk belajar usaha budidaya perikanan.
Di BLU Karawang, terbentang 337 kolam tambak udang, bandeng, nila, patin, lele, dan sidat. Balai ini juga memproduksi berbagai benih ikan, belut, kerang, dan rumput laut. Pihak swasta dan masyarakat sekitar dilibatkan dalam usaha budidaya dengan pola inti-plasma. Ikan sidat yang mirip belut berukuran besar menjadi primadona, harganya cukup tinggi dan dipesan banyak negera.
Harga sidat di pasar internasional sekitar Rp 55.000 per kg. Sedangkan harga fillet sidat mencapai Rp 100.000 per ekor. Ikan yang mengandung protein tinggi ini diekspor ke Jepang, Tiongkok, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Sedangkan masalah yang dihadapi BLU Karawang dan BLU lainnya adalah kurangnya cold storage. Selain itu, perlu dukungan infrastruktur jalan dan transportasi darat dan udara yang lancar.
Kepala BLU Karawang Made Suitha mengungkapkan, masih terbuka bagi pihak swasta untuk menyewah sekitar 150 ha di BLU ini. Sekitar 60 ha lahan produktif telah dimanfaatkan swasta melalui pola kerja sama operasional. Biaya sewa lahan dipatok Rp 2,5 juta per ha setiap tahun selama 2-3 tahun. Selanjutnya, pihak swasta diharapkan mandiri dan mengadopsi teknologi untuk membangun tambak sendiri.
Made Nurdjana menegaskan, peningkatan produksi perikanan budidaya memang tidak diarahkan pada semua komoditas, melainkan ditekankan pada beberapa yang potensial. Komoditas budidaya yang sudah kelihatan unggul produksinya adalah rumput laut, lele, patin, bandeng, dan kerapu. Komoditas strategis yang potensial, seperti udang, nila, mutiara, dan ikan hias juga terus dikembangkan.

Kawasan Minapolitan
Menurut Made Nurdjana, pihaknya bersama pemerintah daerah dan masyarakat akan memacu produksi perikanan budidaya melalui tiga target pembangunan. Pertama, seluruh potensi perikanan budidaya menjadi kawasan minapolitan dengan usaha yang bankable. Swasta terus didorong, juga bagaimana menekan harga pakan ikan serendah mungkin.
Kedua, seluruh sentra produksi perikanan budidaya memiliki komoditas unggulan yang menerapkan teknologi inovatif dengan kemasan dan mutu yang terjamin.
Ketiga, sarana dan prasarana perikanan budidaya mampu memenuhi kebutuhan serta diproduksi di dalam negeri dan dibangun secara terintegrasi.
Lompatan produksi budidaya bukanlah hal mustahil untuk dapat dilaksanakan.
Untuk merealisasikan target tersebut, setidaknya diperlukan adanya tambahan kebutuhan modal kerja yang setiap tahunnya meningkat, yaitu dari kebutuhan tambahan modal kerja tahun 2009 sebesar Rp 5,33 triliun naik menjadi Rp 12,68 triliun pada 2014, atau tumbuh 20% per tahun.
Untuk mencapai target itu, Ditjen Perikanan Budidaya menempuh tiga pendekatan. Pertama, memfokuskan arah kegiatan APBN Ditjen Perikanan Budidaya.
Kedua, mengoptimalkan pemanfaatan kredit program. Ketiga, menciptakan iklim usaha yang mampu memacu pokdakan untuk melakukan ekspansi usaha dengan menggunakan fasilitas kredit komersial, terutama untuk komoditas udang vaname, ikan kerapu, kakap putih, nila, dan patin di keramba jaring apung.

Sumber : Suara Pembaruan Hal 13

Ikan Nila Best (Bogor Enhanced Strain Tilapia)

Posted: 29 Mar 2010 09:04 AM PDT


Ikan Nila Best (Bogor Enhanced Strain Tilapia)


NILA BEST - Seorang pembudidaya nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) di Lido menunjukkan salah satu hasil tangkapannya. Budidaya nila BEST di Lido terancam kerusakan lingkungan oleh limbah.

Melihat situasi terkini di Danau Lido sungguh miris. Dari sisi jalan raya, tampak menghampar keramba jaring apung (KJA) yang menjejali kawasan perairan umum seluas 16 hektare (ha). KJA itu tumbuh bagai jamur di musim penghujan.

Secara kasat mata, sekitar separo dari luas Danau Lido dimanfaatkan untuk KJA. Menuju ke bagian hulu, berdiri bangunan hotel berbintang yang ikut memanfaatkan kawasan danau. Akibatnya, Danau Lido kian menyusut.

Padahal tadinya luas kawasan itu mencapai 21 ha. Menurut Sidiasih, peneliti di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) yang kerap melakukan riset di situ, hotel tersebut kerap membuang limbah cairnya ke danau tersebut. Bukan hanya itu, sebuah restoran yang menyajikan menu berbagai ikan air tawar juga semakin menambah beban danau tersebut. Bukan apa-apa, restoran terapung itu cukup luas menempati di sisi barat danau.

Kondisi ini tentu saja sangat rentan. Pengalaman menunjukkan, tidak sedikit kerugian pembudidaya ikan ketika terjadi up welling. Ikanikan peliharaan mereka tiba-tiba mati mengenaskan. Memang tidak semua ikan di KJA tewas. Justru di KJA tertua di Danau Lido tetap aman-aman saja. Ikanikan di KJA yang dikelola BRPBAT itu tetap lincah berenang dan terus tumbuh dewasa.


"Ini terjadi karena kami sedang membudidayakan ikan nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) yang terbukti tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem," ujar Rudhy Gustiano PhD, Kepala BRPBAT. Dalam banyak hal, nila BEST lebih unggul dibandingkan dengan ikanikan nila yang dikembangkan masyarakat. Ikan varietas baru yang dikembangkan Rudhy dan koleganya itu memiliki pertumbuhan sekitar dua kali lebih cepat daripada ikan-ikan nila lainnya.

"Ikan ini tumbuh lebih cepat 15 hari dibandingkan dengan nila lainnya," ungkap Rudhy. Selain itu, nila BEST juga mampu bertelur dan beranak 3-5 kali lebih banyak ketimbang ikan-ikan nila lainnya.

Ukuran telur dan larvanya juga relatif lebih besar. Tingkat hidupnya (survival rate) di atas 90 persen. Keberhasilan Rudhy merekayasa nila BEST ini telah menghantarkan dirinya untuk menerima penghargaan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad baru-baru ini.

Lebih dari itu, berdasarkan hasil uji coba di perairan umum di berbagai pulau (Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi), nila BEST ini terbukti lebih menguntungkan. Danau Lido bukan hanya menjadi ajang uji coba nila BEST semata.

Sebelumnya, beberapa ikan varietas unggul juga pernah dicobakan di sana seperti nilai GIFT, nila merah (asal Th ailand), patin siam, gurame, dan lain-lain. Kini, para pembudidaya ikan air tawar di seluruh Indonesia telah banyak menikmati hasilnya. Namun di balik kisah sukses itu, ekosistem Danau Lido malah kian terpuruk akibat beban yang semakin berat.

Sumber : Koran Jakarta Hal 20

28 Kabupaten Jadi Sentra Minapolitan

Posted: 29 Mar 2010 08:58 AM PDT


28 Kabupaten Jadi Sentra Minapolitan


Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi.

Oleh karena itu. sebagai program lima tahun kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun kawasan minapolitan (kawasan produksi kelautan dan perikanan yang terintegrasi) di 28 kabupaten sebagai pilot project untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia."Pada tahap awal akan dibangun di 28 kabupaten, dan nanti apabila proyek itu berhasil, pembangunannya akan diperluas ke daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia." kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada Seminar "Membangun Minapolitan Berbasis Masyarakat" di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), di Bogor, kemarin.

Program untuk membuat kawasan minapolitan di 28 kabupaten itu direncanakan akan didanai melalui anggaran APBN-Perubahan 2010, yang saat ini pembahasannya masih dalam pembahasan di DPR.Setelah anggarannya ditetapkan dan ke luar, baru akan kami akan menentukan daerah-daerah untuk lokasi pembangunan minapolilan itu." ucap Fadel.Ia menjelaskan, sudah banyak daerah yang mengajukan surat ke KKP dan meminta agar daerahnya menjadi lokasi pembangunan kawasan minapolitan.

Tahap pertama, pihaknya memilih dulu beberapa daerah yang akan dibangun kawasan minapolitan. baru setelah berhasil akan dibuat replikasinya."Kalau dibuat sekaligus nanti takut kacau pelaksanaannya, apalagi kawasan minapolitan itu masih dalam konsep awal," katanya.Pembentukan kawasan minapolitan itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi ikan dengan harga ikan yang murah dan terjangkau masyarakat.Menurutnya, sekitar 60 persen harga ikan sangat dipengaruhi oleh pakan ikan. Pakan ikan memengaruhi harga ikan menjadi mahal atau murah.Harga ikan saat ini berkisar antara Rp9.000-Rpl 1.000 per kg. Agar harga ikan lebih murah, maka perlu membuat industri pakan ikan yang dikelola oleh masyarakat pembudidaya ikan itu sendiri.

Beberapa perguruan tinggi, termasuk IPB. sudah melakukan penelitian mengenai pakan ikan ini. Kami sudah meminta beberapa perguruan tinggi sebagai pilot project dalam memroduksi pakan ikan yang harganya bisa lebih murah dan terjangkau rakyat, dengan harga sekitar Rp 2.000 per kg." kata Fadel.Kiti.iti pembuat pakan ikan murah tersebut dibuat dari ampas kelapa sawit. Setelah melalui proses tertentu, bahan pakan itu akan melahirkan makhluk hidup serupa serangga, yang kamudian disebut maggot. Pilol project ini sudah dibuat di daerah Depok. Jawa Barat.

Bahkan, pihaknya akan membuat 4.000 unit patan Ikan. Bisnis seperti ini akan dirintis di beberapa desa. Dengan demikian, warga desa atan membuat sendiri patan Ikannya. Mengenai dana, seluruhnya akan disiapkan pemerintah.Rektor IPB Herry Suhardl-yanto menambahkan, kawasan minapolitan tidak bsa hanya diselenggarakan oleh satu kementerian saja. Tetapi harus ada kerja sama dengan kementerian lain, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan didukung pemerintah daerah dan talangan swasta.



Sumber : Pelita Hal : 2

USAHA PEMBENIHAN IKAN

Posted: 29 Mar 2010 07:42 AM PDT


USAHA PEMBENIHAN IKAN

Kegiatan usaha pembenihan ikan ini sekarang banyak diminati orang karena tingkat perputaran uang pada usaha pembenihan ini relatif cepat, tidak seperti usaha pembesaran ikan ataupun usaha penyediaan sarana dan prasarana perikanan seperti alat, perlengkapan dan pakan.

Usaha pembenihan ini kini sudah menjadi sub sistem usaha tersendiri di bidang budidaya perikanan. Kegiatan Usaha pembenihan berlangsung dalam waktu yang relatif singkat yaitu 1 - 3 bulan saja. Dengan waktu yang relatif singkat ini maka modal usaha yang ditanam akan lebih cepat kembali, kemudian seterusnya para pembenihan tinggal meraup keuntungan.

kegiatan usaha pembenihan ini akan banyak menyerap tenaga kerja, yang kemudian akan memberikan peluang terhadap percepatan perkembangan industri budidaya perikanan. Di dalam kegiatan budidaya perikanan, kegiatan pembenihan ini merupakan kegiatan pokok dan boleh dikatakan sebagai kunci keberhasilan dari kegiatan yang lainnya. Apabila kegiatan usaha pembenihan ini tidak berjalan maka kegiatan budidaya lainnya tidak akan berjalan.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.