Thursday, April 8, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


Fish predators of pest control (birds)

Posted: 07 Apr 2010 10:04 PM PDT


Fish predators of pest control (birds)

Supervision on the cultivation of fish (fish hatchery) is a way to control pest bird predators.
Oversight of predatory birds can be done by way of expulsion if we see the presence of birds.
Another control that can be done is by installing a barrier so that the bird is not easy to pounce on the fish. Barriers can be made from bamboo tassel or cord barrier. Twigs or branches of dead trees that are all around the pond should be discarded in order not to be used as predator fish, bird perches.

Fadel Berjanji Hapus PPN Produk Pakan Ikan

Posted: 07 Apr 2010 08:03 PM PDT


Fadel Berjanji Hapus PPN Produk Pakan Ikan



Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad berjanji akan mengusahakan penghapusan pemberlakuan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk produk pakan ikan. Saya akan membicarakannya dalam sidang kabinet," ujar Fadel di kantornya kemarin.Kebutuhan akan pakan ikan mencapai 60 persen dari biaya produksi ikan. Sehingga, jika pakan ikan dikenai PPN, biaya produksi budi daya ikan akan meningkat.

Sumber : Koran Tempo, 6 Maret 2010.hal. A18

Sudahkah Anda Tahu ??? Teknik Pembenihan Ikan Grass Carp (Ctenopharyngodon idella)

Posted: 07 Apr 2010 07:57 AM PDT


Sudahkah Anda Tahu ???
Teknik Pembenihan Ikan Grass Carp (Ctenopharyngodon idella)


Grass Carp (Ctenopharyngodon idella) berasal dari China bagian timur dan USSR. Ikan ini didatangkan ke Indonesia (Sumatera) pada tahun 1915. Pada tahun 1949 didatangkan ke Jawa dengan tujuan untuk dibudidayakan.

Ikan Grass Carp atau ikan Koan merupakan herbivora yang hidup di air tawar. Ikan jenis ini memakan tumbuhan air seperti Hydrilla sp., Salvinia, rumput-rumputan dan tumbuhan air lainnya, sehingga ikan jenis ini dapat dipakai sebagai ikan pengendali gulma air baik di kolam maupun diperairan umum.

BIOLOGI

Secara sistematis ikan grass carp termasuk dalam kelas Osteichthyes, ordo Cyprinipormes, famili Cyprinidae.

Ciri-ciri fisik ikan ini adalah warna abu-abu gelap kekuningan dengan campuran perak kemilau, badan memanjang, kepala lebar dengan moncong bulat pendek, gigi paringeal dalam deretan ganda dengan bentuk seperti sisir. Ikan grass carp dapat mencapai ukuran panjang maksimal 120cm dan bobot tubuh 20 kg.

Induk ikan grass carp sudah dapat memijah pada umur 3 s/d 4 tahun dengan berat betina mencapai 3 kg dan jantan 2 kg. Pemijahan biasanya terjadi pada musim penghujan.

PEMBENIHAN
Pemeliharaan Induk

Induk-induk dipelihara di kolam dengan kepadatan 0,2 s/d 0,3 kg/m2. Selain diberi pakan tumbuhan air atau rumput-rumputan juga diberi pakan buatan berupa pellet sebanyak 1% dari berat total populasi dengan berat frekuensi pemberian sebanyak 2 kali per hari.

Induk ikan grass carp dapat dipijahkan setelah berumur 1 tahun dengan berat 2 - 2,5 kg.

Tanda-tanda Induk matang gonad :

Betina : Perut mulai bagian dada sampai ke arah pengeluaran menbesar, bila ditekan terasa lembek, lubang kelamin agak kemerahan dan agak menyembul keluar serta gerakan relatif lamban.
Jantan : Dibandingkan dengan betina bentuk badan relatif lebih langsing, sirip dada bagian atas kasar dan bila perut diurut kearah lubang kelamin akan keluar cairan berwarna putih (sperma).

Pemijahan
Cara pemijahan ikan grass garp dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

* Induced breeding
Pemijahan secara "Induced breeding" yaitu dengan menyuntikan hormon perangsang yang berasal dari kelenjar hipofisa ikan donor atau menggunakan hormon LHRH-a atau ovaprim™.
Induk betina disuntik 2 kali dengan selang waktu 4 s/d 6 jam, apabila menggunakan kelenjar hipofisa 2 dosis tetapi apabila menggunakan ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg. Penyuntikan pertama 1/3 bagian dan penyuntikan kedua 2/3 bagian.
Induk jantan disuntik cukup sekali, menggunakan kelenjar hipofisa 1 dosis, bila menggunakan ovaprim 0,15 ml/kg dan dilakukan bersamaan dengan penyuntikan kedua pada induk betina.
Kedua induk ikan setelah disuntik dimasukan ke dalam bak pemijahan yang dilengkapi dengan hapa, setelah 6 jam dari penyuntikan pertama induki betina diperiksa kesiapan ovulasinya setiap 1 jam sekali, dengan cara diurut secara perlahan.
Ikan yang akan memijah biasanya ditandai dengan saling kejar, perut besar dan lunak, keluar cairan kuning dari lubang kelamin.
Setelah tanda-tanda tersebut, induk jantan dan betina diangkat untuk dilakukan stripping (pengurutan) yaitu dengan mengurut bagian perut ke arah lubang kelamin. Telurnya ditampung dalam wadah/baki plastik dan pada saat bersamaan induk jantan di-stripping dan spermanya ditampung dalam wadah yang lain kemudian diencerkan dengan cairan fisiologis (NaCl 0,9 %) atau cairan Sodium Klorida.
Sperma yang telah diencerkan dituangkan kedalam wadah telur secara perlahan-lahan serta diaduk dengan menggunakan bulu ayam. Tambahkan air bersih dan diaduk secara merata sehingga pembuahan berlangsung dengan baik. Untuk mencuci telur dari darah dan kotoran serta sisa sperma, tambahkan lagi air bersih kemudian airnya dibuang, lakukan beberapa kali sampai bersih, setelah bersih telur dipindahkan kedalam wadah yang lebih besar dan berisi air serta diberi aerasi, biarkan selama kurang lebih 1 jam sampai mengembang secara maksimal.
*
Induced spawning
Pemijahan secara Induced spawning perlakuannya sama seperti pemijahan Induced breeding, hanya setelah induk jantan dan betina disuntik, dimasukan ke dalam bak pemijahan dan dibiarkan sampai terjadi pemijahan secara alami.
Setelah memijah maka induk jantan dan betina dikeluarkan dari bak pemijahan dan telur yang sudah dibuahi ditampung dalam wadah yang berisi air serta diaerasi dan dibiarkan sampai mengembang secara maksimal.
*
Penetasan Telur
Penetasan dilakukan di dalam hapa corong berdiameter 40 cm dan tinggi 40 cm dengan mengalirkan air dari bawah untuk memutar air yang berisi telur agar tidak menumpuk. Padat penebaran telur 10.000 butir/corong. Telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam pada suhu 29°C.
Selain di dalam hapa corong penetasan dapat juga dilakukan di dalam akuarium (40 x 60 x 40) cm yang dilengkapi dengan aerasi. Padat tebar telur 5.000 butir/akuarium pada suhu 26 s/d 29°C, telur akan menetas dalam waktu 20-24 jam.
*
Pemeliharaan Larva
Setelah menetas larva di pelihara dalam corong yang sama , namun sebelumnya telur-telur yang tidak menetas di buang dahulu. Lama pemeliharaan dalam corong 4 hari. Apabila telur ditetaskan dalam akuarium , setelah menetas larva bisa dipelihara di akuarium yang sama namun sebelumnya telur yang tidak menetas dan ¾ bagian air di buang dahulu dan diisi air yang baru. Larva yang sudah berumur 4 hari bisa langsung di tebar di kolam pendederan, atau di beri pakan alami berupa nauplii Artemia, Brachionus atau Moina. Pemeliharaan larva dalam akuarium selama 10 hari, air harus di ganti setiap hari sebanyak 2/3 bagian.

Pendederan
Pendederan Pertama

Persiapan kolam pendederan dilakukan seminggu sebelum penebaran larva yang meliputi : pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar dan pembuatan kelamir. Kolam yang digunakan luasnya 500 s/d 1.000 m2.

Kolam kemudian dikapur dengan kapur tohor. Dosis pengapuran 50 s/d 100 gr/m2, caranya kapur tohor dilarutkan terlebih dahulu kemudian disebarkan secara merata keseluruh dasar kolam.

Pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam. Dosis pemupukan 500 gr/m2, kemudian diisi air setinggi 40 cm.Setelah 4 hari benih grass carp sudah dapat ditebarkan, sebaik waktu penebaran pada pagi hari atau sore hari. Padat penebaran 100 s/d 200 ekor/m2.

Pemeliharaan di kolam pendederan pertama selama 21 hari. Pakan tambahan di berikan setiap hari berupa pellet halus sebanyak 75 gr/1.000 ekor larva dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari.

Pendederan Kedua

Persiapan kolam pada pendederan kedua dilakukan sama seperti pendederan pertama. Padat penebaran larva 50 s/d 100 ekor/m2. Larva setiap hari diberi pakan tambahan berupa pellet sebanyak 10 % dari biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 3 kali per hari. Lama pemeliharaan pada pendederan kedua selama 28 hari.

PENYAKIT

Penyakit yang sering menyerang benih Grass Carp adalah parasit yaitu : Trichodina, Gyrodactylus, Glosatella, Scypidia, Chillodonella, yang biasanya menyerang bagian permukaan tubuh dan insang. Cara mengatasinya dengan pemberian formalin 25 ppm.


Sumber : Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
Website : www.bbpbat.net

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.