Friday, March 19, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


Ekspor Rumput Laut Mentah Capai 70 Persen

Posted: 19 Mar 2010 06:14 AM PDT


Ekspor Rumput Laut Mentah Capai 70 Persen


Sebanyak 70 persen produksi bahari mentah rumput laut kering ekspor ke China, Uni Eropa, dan Filipina. Sedang pasar dalam negeri masih menyerap 30 persen bahari mentah rumput laut kering.

Safari Azis Husen, Ketua Asosiasi Rumput Laut lndone-sia (Aril ) mengatakan, Industri di Indonesia belum sanggup mengolah bahan Jadi rumput laut. "Setiap Instansi belum bersinergi mengembangkan bahan baku olahan rumput laut kering," katanya di Jakarta, Kamis (18/3).

Safari mengatakan, Kementerian Perindustrian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan produsen rumput laut mengolah bahan setengah Jadi dan Jadi. Dalam lima tahun ke depan, jika belum bersinergi rumput laut olahan belum akan menjadi bahan utama ekspor.

Tahun lalu, produksi rumput laut kering 130 ribu ton. Tahun Ini, produksi rumput laut kering ditargetkan ISO ribu ton dengan 200 ribu pembudidaya.

Pembudidaya rumput laut tersebar di Timur Indonesia antara lain, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Ball, Madura, dan Papua.

Harga bahan mentah rumput laut kering di pasar dalam negeri kisaran Rp8.000 per kilogram (kg) dan harga ekspor Rp 10.000 per kg. Harga Ini di atas harga normal Rp6.000 perkg. Dia mengatakan, perkembangan harga bahan mentah rumput laut kering naik signifikan dalam 25 tahun terakhir. Harga rumput laut kering saat itu kisaran Rp25O per kg menjadi Rp8.000 per kg. Pembudidaya, sudah mendapatkan keuntungan memadai dengan harga itu.

Pemerintah, perlu metata kelola rumput laut lengkap dengan pemasaran hingga memperkecil ekspor bahan mentah. Potensi pasar dalam negeri, cukup besar.

Safari menjelaskan, rumput laut terbagi dua, untuk konsumsi dan olahan pabrik. Rumput laut budidaya tambak (gra-cilaria) dipakai sebagai bahan pembuat agar-agar.

Jana Tjahjana Anggadlreja, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, mengatakan, harga rumput laut kering sudah kembali normal pasca buble crisis tahun 2007-2008. "Saat itu, harga rumput laut kering Rp22.OOO per kg."

Kenaikan harga tinggi akan menciptakan harga produk Jadi dengan campuran rumput laut menjadi mahal. Penurunan harga mendorong harga produk turunan rumput laut kembali normal. Produk turunan saat ini 20 item.

BPPT memproyeksikan, peningkatan produk turunan sekitar SO Item. Produk turunan Ini antara lain, shampo, sabun, agar-agar, bahan kosmetik, dan ice cream. Luther Kembaran.


Sumber : Jurnal Nasional 19 Maret 2010 Hal. 3

media budidaya ikan lele

Posted: 18 Mar 2010 09:14 AM PDT





Kolam / bak Pembesaran lele

Budidaya Lele tidak harus dibudidayakan pada kolam yang luas, tetapi bisa dibudidayakan pada bak-bak kecil dipekarangan rumah.
Budidaya lele akan lebih efektif dan terkontrol bila dibudidayakan pada bak-bak, karena dengan dibudidayakan pada bak kita akan lebih mudah mengontrol kualitas air, mudah dalam pemberian pakan.

Ikan lele kenapa bisa dibudidayakan pada bak-bak kecil, karena jenis ikan ini tergolong mempunyai kepadatan yang tinggi bila dibandingkan dengan jenis ikan yang umum dibudidayakan yaitu seperti mas, nila.

Konstruksi bak yang digunakan untuk budidaya lele biasanya terbuat dari tembok atau semen. Tetapi bisa juga pada kolam terpal atau plastik.

Strata Kuliner

Posted: 18 Mar 2010 08:34 AM PDT


Strata Kuliner
(Oleh : Soen'an H.Poernomo)

Semua orang tentu butuh makan. Bahkan menurut Abraham Maslow, pakar psikologi sejak tahun 1959-an, makan dianggap sebagai kebutuhan dasar, atau basic needs, yang ia sebut physiological needs. Hierarchynof needs berikutnya adalah safety needs, love and belonging needs, esteem needs. dan yang cukup tinggi adalah self-actualization needs. Adapun kebutuhan psikologis tertinggi adalah untuk rasa ingin tahu, atau needs to know and understand.

Dalam hal makan, atau lebih khusus makan ikan, dapat kita golongkan menjadi kelompok. Pertama, adalah makan hanya agar merasa kenyang, tidak kelaparan. Kelompok ini mengandalkan tersedianya staple food, atau bahkan pangan pokok. Indikator ini sering dipakai sebagai capaian dalam program ketahanan pangan. Konsumen ekonomi lemah, memilih ikan dalam jumlah yang relatif sedikit. Nasi, jagung, singkong, terigu atau sagu, menjadi dominan. Sambal dan ikan asin hanya sebagai penyerta, agar ada rasa. Yang penting kenyang.

Kelompok kedua, mempertimbangkan rasa. Tentu saja subyektif dan didasarkan atas pengalaman kultural dan sosial. Menurut yang satu, sejenis makanan dirasakan sebagai lezatnya bukan main, sedangkan makanan yang sama, menurut yang lain bisa menjadi bahan cibiran. Tapi secara umum, rasa adalah suatu yang universal, sehingga berbagai jenis makanan telah menjadi menu favorit bagi banyak orang, lintas etnis maupun kultur. Aneka hidangan seafood dinikmati berbagai kalangan dan tingkatan, dari yang kaki lima, sampai ke restoran mewah di hotel bintang lima.

Ketiga, kalangan menengah ke atas, memilih makanan dikaitkan dengan aspek kesehatan. Karbohidrat dan lemak mulai dikurangi, lantaran sebagai biang kegemukan dan sakit jantung. Protein lebih dipilih, karena dipersepsikan tidak membawa akses, atau dampak buruk, bahkan menyumbangan efek pertumbuhan fisik maupun psikologis, serta memelihara atau mengganti bagian tubuh yang memerlukan. Disini ikan menjadi berperan, karena tergolong sebagai pemasok protein hewani. Kalaupun ada kandungan lemak, toh dari jenis yang baik, yaitu berasam lemaktak jenuh, bahkan sangat dibutuhkan untuk kesehatan dan kecerdasan.

Yang keempat juga berkaitan dengan kesehatan, namun yang memiliki tujuan khusus. Misalnya terhadap kualitas anak, terutama usia di bawah lima tahun, bahkan yang masih di dalam kandungan ibunya. Problem yang banyak dinegara berkembang adalah kondisi balita yang mengalami marasmus, atau kekurangan kalori, dan kwasiorkor, atau kekurangan protein. Kasus malnutrisi diduga bisa menyebalkan Indonesia kehilangan lebih dari 200 juta angka potensi IQ per tahun, atau setara dengan 30% dari peluang produktivitas. Ikan tentu bisa menjadi andalan, karena kelengkapan komposisi kandungan asam amino esensial, karena mutu daya cernanya yang tinggi. Ditambah, lagi, asam lemak tak jenuh omega-3 (DHA, docusa hexaenoic acid) terkenal sebegai penyebab pencerdasan anak, dan tidak terdapat pada hewan daratan. Peneletian dan pendapat berbagai pakar di Bristol University, National Institute Of Health, dan Brain Bio Central di AS; Global Seafood For Health di Australia; serta berbagai pakar di Denmark, setelah masing - masing meneliti 9.000 sampai 25.000 sample, mendapatkan hasil bahwa anak yang lebih banyak mengkonsumsi Omega-3, memiliki kecerdasan, motorik dan verbal yang baik.

Bahkan kepada para ibu setelah melahirkan juga dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi ikan. Institute Of Epileptology, Kingstone College di London menyampaikan bahwa kandungan Omega-3, selenium, vitamin D dan vitamin B12 pada ikan dapat mengurangi problem postpartum psychology, depresi pasca melahirkan sebagai kelanjutan dari syndroma baby blues, yakni termasuk mood swing, atau perubahan emosi yang sangat cepat. termasuk juga efek perubahan hormonal thyroid, estrogen, dan progesteron. Tidak hanya bagi ibu dan anak, masyarakat pada umumnya juga banyak memahami bahwa asam lemak Omega -3 pada ikan dapat memberikan efek positif pada kesehatan jantung, saluran darah, mengatasi authitis, asma, depresi, dan bahkan jerawat.

Kelompok kuliner yang terakhir adalah berdasarkan kepercayaan spiritual. Di Hongkong dan Shanghai, ikan Kerapu yang berasal dari dasar laut, menjadi sangat mahal harganya karena diyakini dapat membawa keberuntungan bagi orang yang menyantapnya. tentu lima hal di atas bukan multiplr-choice, atau hanya single faktor semata. Tentu banyak pula yang memilih ikan karena rasanya yang nikmat, membuat badan sehat dan mencerdaskan. Paling tidak dalam Al-Quran, surat Al-Maidah, Allah berfirman bahwa" Dihalalkan bagimu hewan buruab di laut, dan makanan dari laut, sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang - orang dalam perjalanan". Dalam surat lainnya, An-Nahl, Allah juga berfirman" dan Dialah yang menundukkan lautan, agar kamu dapat memakan daging yang segar darinya.

Sumber : Majalah Demersa

Cooking Shrimp Made Easy for the Home Cook with these Simple Techniques

Posted: 18 Mar 2010 07:52 AM PDT


Cooking Shrimp Made Easy for the Home Cook with these Simple Techniques
by: Chef Todd Mohr



Cooking shrimp at home is a wonderful, casual alternative to a night out at a restaurant. But that's only if you know how to handle shrimp and produce those beautiful professional results yourself. Unfortunately, most people have trouble with shrimp for a couple of reasons. First, there is the cleaning of the shrimp. This can be a bit challenging, but with the right technique and a little bit of practice, it's a lot easier than you think. The second main obstacle that many face in preparing shrimp at home is not handling shrimp correctly and ruining a great ingredient. Shrimp must be handled well from start to finish to ensure the best possible outcome in your cooking. So - learn these tips and make cooking shrimp a delight in your house!

Cleaning Shrimp

Cleaning shrimp is sometimes necessary depending on how you purchase your shrimp. It is also necessary to clean fresh shrimp that you plan to freeze because it is much easier to do this when the shrimp are fresh. My favorite place to eat shrimp is at the beach on vacation. I love going to the local fish market and buying the freshest fish I can find. So - this entails cleaning shrimp for sure! But don't worry - it's easy and a little bit fun, too. Once you've removed the heads from your shrimp, here are the rest of the steps in cleaning shrimp:

Hold the shrimp by the tail between your thumb and forefinger, legs up, holding the shrimp in place with the rest of your fingers - this takes a bit of practice so don't get frustrated!

Take your paring knife and run down the legs of the shrimp, scraping them off as you go. You could even use a clam knife here because you don't need it to be sharp. Now it should be easy to remove the shell.

It's time to take the vein out. Hold the shrimp - vein up - tightly in your hand. With your other hand, make small incision, exposing the body cavity. Now simply pull the vein out.

For another trick on cleaning shrimp, try this simple method for butterflying shrimp. Make an incision and run down the length of the shrimp to open 2 halves. Be careful not to cut the shrimp all the way through. You can poach the shrimp from here for shrimp cocktail or even lay it flat on a tray, stuff it and lay the tails on top before baking it. This method of cleaning shrimp increases surface area - making the shrimp look bigger, helps the shrimp cook more consistently and makes a very nice presentation. Once you've cleaned all your shrimp - don't discard those shells. I freeze them to use later in shrimp stock, shrimp sauce and shrimp butter.

Cooking Fresh Shrimp

Cooking fresh shrimp is a wonderful experience because after cleaning, there are just a few short steps to enjoy a wonderful shrimp creation of your own making. But there are some important things to consider when handling fresh seafood of any kind - especially shrimp. First is in selection. I generally try to buy shrimp with the heads still on. This tells you something important about the shrimp: it's never been frozen. Freezing shrimp with the heads on makes a mess (and not a lot of sense) so anytime you need to start cooking fresh shrimp by removing the heads, you know they're fresh! Next is temperature. Shrimp should always be kept at around 34 degrees Fahrenheit. Most refrigerators are around 40 degrees, which might sound close, but it's not - as far as the shrimp are concerned. Studies have shown that just a 5 degree temperature reduction (from 40 to 35) doubles the shelf life of fish and shellfish. So before cooking fresh shrimp, you will most likely need to store your raw shrimp on self-draining ice in the refrigerator. I place the ice and shrimp in a colander and then into a metal bowl to catch the water as the ice melts. Incidentally, the same is true for refrigerators at the store. Fresh fish should always be stored on ice. Before cooking fresh shrimp, give it a smell. If shrimp does go bad, you'll know it by a strong ammonia odor, which is true of most fish.

Cooking Frozen Shrimp

Cooking frozen shrimp is often necessary when the fresh variety is just not available. Don't worry - it happens to me too! Luckily, frozen shrimp are readily available and can be tasty in dishes as well - as long as you know my tips for selecting, handling and cooking frozen shrimp. For starters - what does all that terminology mean? "I'll take some 15-20 IQF P & D, please." OK - let me translate. IQF is a term to describe the way in which shrimp is frozen. It means individually quick frozen. If your IQF bag of shrimp has ice crystals or the shrimp is frozen together in a clump, don't buy it. This means the bag has defrosted and been re-frozen. This is something that should generally be avoided in purchasing frozen foods. Shrimp are labeled with a number range (15-20) that refers the the number of shrimp that come in a pound. The larger the number, the smaller the shrimp. Medium is around 15-20; Salad shrimp are 96+. As I mentioned above, it is best to clean shrimp when fresh. The exception to this would be on shrimp boats where they have the technology to immediately freeze the shrimp they catch at very low temperatures (quickly). So - frozen shrimp can be purchased cleaned or not cleaned. If they have been cleaned before freezing, they are called P&D - peeled and de-veined. This means you will be cooking frozen shrimp in a matter of minutes - after defrosting, that is. One last thing - always defrost shrimp before cooking frozen shrimp. The best way to do this is in the refrigerator. If you need to defrost more quickly, you can place the shrimp in a bowl under slowly running cold water to defrost.

Cooking shrimp is a skill that enables you to prepare wonderful home-cooked dishes quickly and easily. Shrimp is a versatile ingredient that can be prepared in so many different ways, you are not likely to get bored anytime soon. By understanding and applying these simple techniques, you will soon be cooking shrimp at every meal. Shrimp omelet, anyone?


About The Author
This article on Cooking Shrimp is based on the "Cooking Coarse" video series, created by Chef Todd Mohr and based on his cooking-without-recipes philosophy.

Chef Todd is a classically trained chef, entrepreneur and educator in addition to being the host of "Cooking Coarse". For more details on Cooking by Method and how you can cook better everyday at home, visit Chef Todd's website http:/www.I-hate-cooking-recipes.com where you can view over 170 free cooking videos and subscribe to the Free monthly e-zine "Burn Your Recipes." Cooking videos and further information about cooking shrimp is provided at: http://www.i-hate-cooking-recipes.com/cooking-shrimp.html.


Visit the author's web site at:
http://www.i-hate-cooking-recipes.com

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.