Friday, June 25, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


Produksi Ikan Ditargetkan 10 Juta Ton pada 2011

Posted: 25 Jun 2010 07:42 AM PDT


Produksi Ikan Ditargetkan 10 Juta Ton pada 2011



Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan 147 lokasi minapolitan di seluruh kabupaten/ kota di Indonesia bisa mendongkrak target produksi perikanan hingga 10 juta ton pada 2011.

"Yang sudah ditetapkan Menteri ada 147 lokasi, untuk budi daya mendapat alokasi di 100 lokasi, sedangkan perikanan tangkap sebanyak 47 lokasi," kata Dirjen Budidaya Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Made L Nurdjana saat dihubungi, Kamis (24/6).

Namun, Made mengakui, untuk merealisasikan target tersebut, dibutuhkan tambahan anggaran, Jika tahun ini, di APBN, perikanan budi daya mendapatkan alokasi 500 miliar rupiah, pihaknya mengusulkan naik menjadi 850 miliar rupiah. "Tetapi kita tidak hanya bergantung ke APBN karena kontribusinya selama ini hanya 18-20 persen. Kita menggandeng swasta dan memanfaatkan kredit program," ungkap dia.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan pihaknya mengajukan anggaran lima triliun rupiah untuk mendukung pencapaian target produksi perikanan 10 juta ton pada 2011.Anggaran itu relatif bisa dipenuhi. Pasalnya, saat ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah mendapat pagu indikatif 4,7 triliun rupiah untuk 2011. "Misalkan untuk budi daya perikanan, akan kita tingkatkan dari 500 miliar - 600 miliar menjadi 1,5 triliun rupiah," tandas Fadel. aan/E-2



Sumber : Koran Jakarta 25 Juni 2010, hal.15

SUCCESS TIPS catfish breeding

Posted: 25 Jun 2010 05:30 AM PDT


SUCCESS TIPS catfish breeding

A. TIPS breeding
To start a catfish farming is not really a difficult thing if we already know the method to obtain the method of course we should ask people who are already successful breeding of catfish, but we must remember people are rarely willing to give his knowledge to others let alone all the knowledge possessed here I gave way and raising catfish in your methods.


For the first you create a pond, the pond should be excavated because of soil with a good pool for swimming catfish is farm land if there is no what may create a permanent pool, but please with seeds in seed size index to use, different land with a pond can be started with seed finely aged two weeks.

After the pond is finished, let stand in water for one week and then enter the pool of seeds depending on the size if the size of 5 x 10 x 0.70 meters can be in the content of seedlings 10 000 tail certainly remember the time you remove the seeds using plastic bags or so fish do not strees gerigen plastic bag containing the fish who in the maintenance of pool water contents little by little until the fish adjust to the new pond water and then release the fish, let the fish came out by itself from a plastic bag / gerigen.

After a two week old fish in a separate pool of small fish and large fish because catfish catfish should be cannibals, to looking for easy sorting in fish Wareng make two sizes of fish nets Wareng or 2 x 6th place in two spaces for fish ponds until harvest contents of the first 10 000 Wareng tail then two weeks at the age of the big move to Wareng other one because in a Wareng size 2 x 6 x 0.7 m able to load the 5000 piglets until harvest fish other than that it can also facilitate the harvesting of fish.

source: Bambang Sunarno, In AzNa Books, 2010

MENDONGKRAK PEMASARAN IKAN DARI ACEH

Posted: 24 Jun 2010 09:50 AM PDT


No. B.74 /PDSI/HM.310/VI/2010


MENDONGKRAK PEMASARAN IKAN DARI ACEH

"Produksi perikanan dari Tempat Pendaratan Ikan di Idi, Aceh Timur, setiap hari adalah 30-35 ton. Sebagian untuk konsumsi lokal, lainnya untuk diekspor ke Malaysia melalui Medan. Mengapa tidak langsung dari Aceh?" demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Dr. Miasuddin, dari Universitas Syah Kuala, Banda Aceh, dalam Workshop yang diselenggarakan oleh FAO, Kementerian Kelautan dan Perikanan, INFOFISH Kuala Lumpur, dan Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi NAD, di Banda Aceh (22/6).

Ikan dari Belawan, Medan, memasuki Malaysia, kebanyakan lewat pelabuhan Lumut, negara bagian Perak. Ekspor ikan dari Medan ke Malaysia sekitar 30 ton per hari. Dibanding Belawan, Idi memang memiliki beberapa kelemahan. Prasarana dermaga, pabrik es, cold storage belum ada, stasiun bahan bakar belum memadai, alur pelabuhan sering dangkal. Dan yang lebih penting lagi, pengusaha lokal yang cukup besar untuk melakukan ekspor belum ada.

Sangat jauh dibanding dengan pelabuhan perikanan Belawan, Medan, yang memiliki 4 pabrik es, 7 unit cold storage, 8 unit galangan kapal dan aktif berbisnis 20 pedagang besar bidang perikanan.

Perjalanan laut dari Idi ke Lumut, Malaysia, selama 16 jam, memang lebih lambat 4 jam, dibanding dari Belawan ke Lumut. Akan tetapi, pengangkutan lewat darat dari Idi ke Belawan juga memakan waktu lama.

Sebetulnya saat ini hubungan dagang produk perikanan antar wirausaha Aceh dengan Malaysia telah terjalin baik. Apalagi setelah FAO memfasilitasi sistem pemasaran dan informasi hanya menggunakan SMS handphone telah menjangkau 19 kabupaten di wilayah Aceh dan mitranya di Malaysia. Oleh karenanya, penguatan Pelabuhan Perikanan Idi di Aceh Timur, dan Lampulo di dekat Banda Aceh merupakan langkah strategis yang di dukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Soen'an H. Poernomo, Kepala Pusdatin, KKP, yang memandu Workshop, menyampaikan bahwa titik kuncinya adalah tiga faktor, yakni ketersediaan prasarana, keberadaan pengusaha lokal, dan penguatan sistem pemasaran. Dalam aspek prasarana, pemerintah provinsi telah membebaskan lahan, dan KKP telah mensuplai anggaran untuk dermaga. Apabila prasarana memadai, eksportir dari Medan tentunya akan tertarik juga ke Idi, dan pengusaha lokal juga diharapkan dapat tumbuh. Alternatif lain BUMN perikanan juga dapat berperan.

Sistem informasi harga yang ada di Aceh menurut Soen'an telah menjadi model, dan KKP akan memperluas secara bertahap ke tingkat nasional, dimulai dengan provinsi yang sudah siap, yaitu Jawa Timur, Yogyakarta dan Gorontalo. Erik Hempel, salah satu pembicara yang aktif membantu FAO dan INFOFISH, sepakat dengan rencana pemantapan pemasaran oleh KKP tersebut. Konsultan dari Norwegia ini menyatakan bahwa hanya dengan pemasaran yang baik maka tujuan mewujudkan Indonesia sebagai produsen terbesar hasil perikanan pada tahun 2015 akan tercapai.

Soen'an menambahkan, pengembangan ikan dari Aceh ini memiliki arti yang strategis dalam menanggulangi kemiskinan di wilayah tersebut. Jumlah penduduk miskin di Aceh sekitar 36%, dan lebih dari 80% nelayan tergolong miskin. Padahal, Aceh memiliki potensi yang cukup besar, dengan panjang pantai 2.467 km, luas areal budidaya 43.173,5 ha, serta potensi lestari laut sekitar 493,93 ribu ton per tahun.

Benih udang dan bandeng telah terkenal berasal dari Aceh. Pengembangan akuakultur di daerah ini juga termasuk yang terbesar setelah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Dalam sejarah perikanan samudera, pelabuhan Sabang juga pernah menjadi alternatif pelabuhan perikanan Benoa, Bali dan Jakarta. ***


Jakarta, 24 Juni 2010
Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi


sumber : http://www.dkp.go.id

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.