Friday, September 24, 2010

BUDIDAYA PERIKANAN

BUDIDAYA PERIKANAN


BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL

Posted: 24 Sep 2010 06:47 AM PDT


BUDIDAYA LELE DI KOLAM TERPAL PDF Print E-mail

Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif.

Keuntungan dari kolam terpal adalah :

a. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.

b. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.

c. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.

d. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.


Gambar 2. Kolam terpal pemeliharaan lele

Langkah-langkah pembuatan kolam terpal adalah sebagai berikut :

1. Usahakan lahan yang sedikit rindang, tapi jangan langsung di bawah pohon.

2. Terpal, ukuran 4x3 meter (terpal jenis A3 lebih tebal), saat pemasangan sebaiknya ukuran terpal agak dilebihkan agar dapat dibentuk sesuai rangka/patok.

3. Bambu, diperlukan bambu yang dibelah besar, dengan ukuran 2,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan, dan ukuran 3,2 meter sebanyak kurang lebih 10 belahan.

4. Tiang patok, diperlukan kayu yang nantinya bakal tumbuh agar bisa bertahan lama, seperti tanaman hanjuang atau apa saja yang kuat. Jangan menggunakan bambu karena masa pakainya terbatas.

5. Paku, digunakan untuk memaku belahan bambu ke patoknya.

6. Kawat, digunakan untuk mengikat terpal ke patok/bambu.

Setelah semua bahan tersedia, terlebih dulu ratakan tanah yang akan di pakai untuk mendirikan kolam terpal, jangan sampai ada benda tajam di atasnya. Lalu dirikanlah patok di empat sudut berbeda dengan ukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter. Kemudian pasang belahan bambu 4,2 meter untuk panjangnya dengan menggunakan paku, dan belahan bambu 3,2 meter untuk lebarnya. Pasang agak merapat agar rangka kolam kuat. Setelah semua terpasang, maka terpal dapat dipasang membentuk segi empat di dalam rangka tersebut. Ujung terpal di ikat kuat-kuat dengan kawat ke patok. Karena nantinya terpal akan diisi air, maka pastikan rangka kolam terpasang dengan kuat.

4.1 Peralatan Penunjang

Beberapa jenis alat yang diperlukan diantaranya adalah timbangan, alat tangkap (serok/lambit), ember dan lain-lain. Alat-alat tersebut biasanya dipakai untuk memanen ikan atau pada saat kegiatan sampling pertumbuhan bobot tubuh ikan.


Gambar 3. Timbangan, serok dan ember (kiri ke kanan)

4.2 Persiapan Kolam

Sebelum digunakan, sebaiknya kolam dipupuk terlebih dahulu. Pemupukan bermaksud untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan dosis 500-700 gram/m2. Dapat pula ditambahkan urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m2, dan amonium nitrat 15 gram/m2. Tahapan pemupukannya adalah mula-mula kolam diisi air setinggi 30-50 cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi cokelat atau kehijauan, yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele. Kemudian secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.

Pertumbuhan pakan alami pada media pemeliharaan (fitoplankton dan zooplankton) juga dapat dibantu dengan penggunaan probiotik/bakteri organik yang telah banyak tersedia. Penggunaan probiotik yang berlebihan (baik yang dicampur dalam pakan maupun ditebar langsung pada badan air/kolam) bukanlah tindakan yang bijak. Idealnya jenis dan takaran probiotik untuk setiap kolam berbeda-beda, tergantung dari kondisi masing-masing kolam berdasarkan hasil pemantauan berkala terhadap nilai pH (derajat keasaman), DO (oksigen terlarut), salinitas, suhu serta tingkat kejernihan air kolam, dan lainnya. Jenis dan kepadatan/konsentrasi kandungan bakteri pada setiap merk produk probiotik berbeda-beda. Dengan demikian penggunaannya pun hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan. Pemakaian probiotik yang berlebihan justru tidak tepat sasaran.

4.3 PENEBARAN BENIH

Sebelum benih ditebar, sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KMNO4 (Kalium Permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.

Penebaran benih hendaknya dilakukan pada pagi/sore hari. Pada kedua kondisi ini umumnya perbedaan nilai suhu air pada permukaan dan dasar kolam tidak terlalu besar. Jika perbedaan suhu air wadah benih dan air kolam tebar cukup signifikan, maka perlu dilakukan upaya penyamaan suhu air wadah benih secara bertahap terlebih dahulu agar benih tidak stres saat ditebarkan.

Kedalaman air kolam tebar pun hendaknya disesuaikan dengan jumlah dan ukuran benih. Sedapat mungkin hindari penebaran benih pada kondisi terik matahari secara langsung. Sebaiknya benih ikan tidak ditebar langsung dari wadah ke kolam. Cara yang sering dilakukan adalah menenggelamkan sekaligus wadah dan benih ikan ke dalam kolam tebar secara hati-hati, perlahan dan bertahap. Benih ikan akan mendapat kesempatan beradaptasi (walau sebentar) dengan lingkungan air kolam tebar sedini mungkin meskipun masih berada dalam wadahnya. Kemudian benih ikan dibiarkan keluar sendiri-sendiri dari wadahnya secara bertahap menuju lingkungan air kolam tebar yang sesungguhnya.

Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 100-150 ekor/m2 yang berukuran 8-10 cm.


Gambar 4. Benih ikan lele


4.4 PEMBERIAN PAKAN

Pakan yang diberikan berupa pelet dengan kandungan protein berkisar antara 26-28 %. Pemberian pakan ini dilakukan secara berkala dengan dosis 3-5 % dari bobot total ikan dan frekuensi pemberiannya sebanyak tiga kali sehari (pagi, siang dan sore).

Pemberian pakan buatan (pelet) diberikan sejak benih berumur 2 minggu yaitu pakan berupa bentuk serbuk halus. Penghalusan butiran lebih praktis dengan menggunakan alat blender atau dengan cara digerus/ ditumbuk. Kemudian setelah itu berangsur-angsur gunakan pelet diameter 1 milimeter barulah kemudian beralih ke pelet ukuran 2 milimeter (sesuai dengan umur ikan lele). Hal ini dimaksudkan agar pelet dapat dicerna lebih baik dan lebih merata oleh seluruh ikan sehingga meminimalisir terjadinya variasi ukuran ikan lele selama pertumbuhannya.




sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Your Guide To Acne Skin Care

Posted: 23 Sep 2010 04:40 PM PDT


Your Guide To Acne Skin Care
by: Bob Hett
Contrary to popular belief, acne is not caused by dirty pores or eating chocolate. Acne is actually caused by overactive sebaceous glands. Hormones in you body cause acne to appear. Acne is extremely common in people ages 12-24, when our hormones are very active due to puberty, but many people continue to have acne outbreaks throughout their lives. Acne can show up on the face, neck, chest, back, and shoulders. While it is not life threatening, acne can cause scarring and emotional distress to those that suffer from it. This is why acne skin care is so important.

Many things can cause outbreaks of pimples and zits. Allergies, heredity, stress, weather, menstruation and even over washing can cause acne. There are lots of ways to treat acne. For mild to moderate cases, experts recommend washing your face twice daily and after any exercise. They also recommend over the counter acne products that contain ingredients like benzoyl peroxide and salicylic acid. These products can have some side effects of burning, redness and irritation, but often decrease or even disappear with continual use. The acne treatment industry is a multi-million dollar industry, and scientists come up with new ways to treat pimples regularly.

For moderate to sever acne, it is advisable to consult with a dermatologist. A dermatologist can diagnose the problem and has many treatment options for acne to choose from. Some treatments include used prescribed topical medications for the treatment of your acne, and even oral antibiotics, which help reduce acne outbreaks. Not everyone will receive the same kind of acne treatments, and your dermatologist can tailor the treatments to your specific needs.

Taking care of your skin is the best way to reduce pimples. Choose cleansing products that are not overly harsh and are oil-free. Wash your face after sweating heavily. For young women, the use of makeup can exacerbate acne problems, so it is a good idea to pick cosmetics that are non-comedogenic, because they do not clog pores. Never go to sleep at night without washing your face. It is also imperative that you do not squeeze or pinch zits. You may be tempted to do it, but it can lead to scarring. Don't spend a lot of time scrubbing your face, because it can make acne worse. It is also smart to avoid putting your hands on your face a lot, because the oil on your hands gets transferred to your face and can cause further outbreaks.

Pimples are a part of life for most of us. While that may not be much consolation to someone who is suffering from acne, it may help to put it in perspective. Acne happens to everyone at some point in his or her lives. The good news is that there are many products available to treat acne, and severe acne can be improved by seeing a dermatologist. Acne skin care does not have to be painful or embarrassing. By taking care of your skin and tackling pimples as they appear with common sense and some good acne products, you can improve the overall look and feel of your skin.
About the Author

Bob Hett offers simple and concise advice on the causes and treatment of acne. Get the answers to all of your questions at
http://www.acnereview.info

ANALISA USAHA IKAN LELE DUMBO

Posted: 23 Sep 2010 09:50 AM PDT


ANALISA USAHA IKAN LELE DUMBO PDF Print E-mail

Di dalam dunia bisnis, analisa usaha merupakan kegiatan yang sangat penting, dari analisa usaha tersebut dapat diketahui besarnya keuntungan usaha tersebut. Analisa usaha lele dumbo sangatlah bervariasi, dan ini disebabkan oleh perhitungan biaya operasional yang dipengaruhi oleh besarnya unit usaha, jenis alat dan bahan yang digunakan, serta letak lokasi usaha. Besarnya biaya yang tercantum dalam analisa usaha ini dapat berubah setiap waktu, sesuai dengan kondisi dan besar usaha serta pasar setempat.


No.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA

NILAI

I

INVESTASI





1

Kolam terpal

10

unit

500.000

5.000.000

2

Peralatan

1

paket

100.000

100.000


Jumlah




5.100.000







II

MODAL KERJA





1

Benih

18.000

ekor

250

4.500.000

2

Pakan

1800

kg

6.000

10.800.000

3

Tenaga kerja

1

Orang

1.000.000

2.000.000

4

Persiapan kolam

10

Paket

50.000

500.000


Jumlah




17.800.000







III

JUMLAH MODAL





1

Investasi




5.100.000

2

Modal kerja




17.800.000


Jumlah




22.900.000







IV

RUGI-LABA





1

Hasil produksi

1800

kg

11.000

19.800.000

2

Biaya operasional





a

Modal kerja




17.800.000

b

Penyusutan




1.020.000


Jumlah




18.820.000


Keuntungan




980.000


Per tahun




3.920.000

Keterangan

1 siklus : 2 (dua) bulan

1 tahun : 4 (empat) siklus

I unit : 12 m2

FCR : 1

SR : 80%

Kepadatan : 150 ekor/m2

Ukuran benih : 8-10 cm/ekor

Tenaga kerja : 1 (satu) orang x 2 bulan x Rp. 1.000.000

Peralatan : seser, timbangan, ember

R/C ratio

:

penerimaan total

/

biaya total


:

Rp. 9.800.000

/Rp.

17.800.000


:

1,11




Artinya , setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan

akan mendapatkan penerimaan Rp. 1,11



Cash flow

:

keuntungan

+

biaya penyusutan


:

Rp. 3.920.000

+

Rp. 1.020.000


:

Rp. 4.940.000











Payback period

:

(biaya investasi + biaya variabel) / cash flow (dalam thn)




(Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) / Rp.4.940.000



:

4,64 tahun











Biaya per kg

:

total biaya produksi / total panen



:

Rp. 18.820.000 / 1800 kg



:

Rp. 10.455,55









Rentabilitas ekonomi

:

keuntungan / (biaya investasi + biaya variabel) x 100%



:

Rp. 3.920.000 / (Rp. 5.100.000 + Rp. 17.800.000) x 100%




17,12 %



Break Event point (BEP) atau titik impas





:

biayatetap/(1-(biaya variabel/pendapatan)










Rp. 1.020.000 / (1- (Rp. 17.800.000 / Rp.19.800.000


:

Rp. 1.020.000 / (1-0,89)


:

Rp. 1.020.000 / 0,101


:

Rp. 10.098.000








BEP volume

:

total biaya produksi / harga jual per kg



:

Rp. 18.820.000 / Rp. 11.000



:

1710,91 kg/thn





Artinya, titik impas usaha dicapai pada

hasil ikan minimal 1710.91 kg/thn


BEP harga

:

total biaya produksi / total produksi



:

Rp. 18.820.000 / 1800



:

Rp. 10.455 kg/thn




Artinya, titik impas usaha dicapai pada

harga ikan minimal Rp. 10.455/kg



sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.